REDYNEWS.COM, Pelalawan - SPBU merupakan sarana pengisian bahan bakar resmi untuk masyarakat luas. Berbeda dengan SPBU Kerinci kota, tempat para preman yang tugasnya mengeroyok wartawan.
Dalam perjalanan giat media, wartawan pekanbaru hendak investigasi SPBU Kerinci kota yang diduga melayani pelangsir minyak solar mengunakan mobil bus dan dump truck, dengan cara isi BBM berulang - ulang dalam waktu satu malam. Kuat dugaan ada penyalahgunaan barcode (selasa, 19/8/2025)
Sebelumnya SPBU Kerinci kota sudah berkali - kali dapat teguran dari pertamina dikarenakan penyalahgunaan BBM. Merasa kebal hukum dan tidak mengindahkan aturan sehingga SPBU ini bebas melakukan apa saja. Hingga penyewaan preman yang mengaku pegawai SPBU.
"Malam sekira pukul 21.00 wib, tiga orang wartawan dari pekanbaru (dua orang laki - laki satu orang perempuan) konfirmasi kepada pegawai operator SPBU, terkait informasi masyarakat dugaan penyalahgunaan barcode (selasa, 19/8/2025)
"Operator yang bertugas pada malam itu menjawab wartawan dengan nada gemetar sambil menanyakan KTA wartawan, "maaf bang malam ini kami gak main "ucapnya pelan"
Pelalawan Kerinci Redynews.com Kota Sabtu 23/08/2025
Tidak lama kemudian datang bus tua yang kondisi tidak layak operasi, turun dua orang dari bus sambil mengisi solar. lalu supir bus tua tersebut bertanya dengan nada keras "ngapain abang disini..??"
(waratawan "gak ada bang")
"Kalau gitu ngapain disini ucapnya dengan nada keras lagi"
(maaf bang, abang siapa? abang pegawai SPBU ini bukan?)
"benar saya pegawai SPBU nadanya keras lagi"
(maaf, bang kalau abang pegawai SPBU, tapi kok abang supir bus juga?? Dan jikalau abang yang sedang bertugas saat ini di SPBU, tentunya abang harus mengenakan seragam dinas SPBU tapi abang sebaliknya hanya menggunakan baju kaos dan celana pendek, sekali lagi kami minta maaf tidak mau jawab abang, kecuali abang pegawai yang sedang bertugas "ucap wartawan"
"Supir bus yang tidak terima ucapan wartawan langsung menelpon teman - temannya mengatakan "disini ada wartawan yang menghalang - halangi ngisi BBM ayo kita keroyok " Lalu si supir bus buka pintu bergegas pergi.
"Tidak lama kemudian datang lima orang dengan menggunakan dua motor bertanya dengan nada keras " Ngapain kalian disini babi, anjing?? (Dengan nada pelan wartawan menjawab "maaf bang, abang siapa?)
"saya pegawai SPBU dasar kalian wartawan babi, anjing, kalian minta uang kan? Semua wartawan minta uang disini "ucapnya marah"
(maaf bang kami tidak ada minta uang, kami hanya konfirmasi terkait informasi dari masyarakat kalau di SPBU ini ada dugaan penyalahgunaan barcode pengisian BBM)
"kami sudah dua bulan gak main gara - gara kalian babi, anjing ucapnya kasar lagi" Sesekali temannya mendorong wartawan sambil mengatakan "babi, anjing kalian kalau kami ada main kalian lapor ke polres, kami gk takut"
Datang lagi dua orang menggunakan mobil minibus, begitu juga si supir bus tua dengan kawannya kembali datang ke SPBU menghampiri wartawan, yang mengaku sebagai pegawai SPBU tadi mengatakan "pukul dia..!!"
Si supir bus tua mengayunkan tinjunya ke arah wartawan namun tidak jadi, karena wartawan wanita berteriak
"kalau kalian main keroyok sy lapor ke polres" Silahkan kalian melapor kami gak takut "jawabnya"
Peristiwa ini merupakan wajah aparat penegak hukum dalam fungsinya tentunya ini menandakan lemahnya aparat penegak hukum dalam menertibkan dan menindak pelaku baik pelaku penyalahgunaan BBM maupun pelaku kekerasan dan pengeroyokan terhadap wartawan - wartawan di SPBU - SPBU.
Wartawan yang hampir dipersekusi oleh preman yang mengaku pegawai SPBU kota Kerinci, berharap kepada Kapolres Pelalawan, Pertamina, PPH Migas agar melakukan fungsinya dan menindak para pelaku sesuai undang - undang yang berlaku. (MO/MJ)