Kuansing | redynews. com Menggunakan oli palsu bisa menimbulkan efek negatif bagi mesin kendaraan. Sebab, kualitas yang diberikan tak ses...
Kuansing | redynews. com
Menggunakan oli palsu bisa menimbulkan efek negatif bagi mesin kendaraan. Sebab, kualitas yang diberikan tak sesuai dengan oli rekomendasi pabrikan. Hal ini sangat merugikan masyarakat dikarenakan mesin kendaraan mudah panas dan cepat rusak.
Hal senada pun disampaikan oleh Pemilik Toko yang menjual bermacam-macam Oli kendaraan Bapak Anas yang Beralamat Desa Logas Hilir,kecamatan Singingi, kabupaten Kuansing,Beliau mengatakan sekarang ini banyak sekali Beredar Oli Palsu bukan hanya di Kuansing aja bahkan pulau Sumatra banyak Beredar Oli Palsu.
"Beredarnya Oli Palsu dipasaran Sangat merugikan masyarakat banyak terutama bagi pemilik kendaraan"Kata pak Anas
Dia menambahkan Tadi baru saja datang seorang pemilik kendaraan Roda 4 (empat) membeli Oli kepada saya pemilik kendaraan tersebut mengatakan baru sekitar 15 (lima belas) hari dia ganti Oli Uda kering Oli nya dan mesin kendaraan mengalami keretakan.
Pada saat ditanya awak media bagaimana membedakan Oli Palsu dengan yang asli?
Pak Anas pun memberikan tips bagaimana cara membedakan oli asli dengan yang palsu. Biasanya, oli yang dipalsukan adalah brand oli yang laris di pasaran.
Menurut Pak Anas, hal pertama adalah jangan tergiur dengan oli yang dibanderol dengan harga murah. Kemudian, pastikan membeli oli di bengkel yang Resmi.
Sedangkan dari fisik oli itu sendiri, konsumen harus jeli melihat tampilan oli. Biasanya oli palsu memiliki tampilan fisik yang lebih menarik ketimbang oli asli. Padahal kualitasnya belum tentu sebagus kemasannya.
Identifikasi juga bisa dilakukan konsumen dengan mengecek base number atau nomor registrasi yang tercetak di kemasan oli. Hal ini paling mudah untuk mengetahui oli atau pelumas tersebut benar asli atau hasil pemalsuan.
"Biasa ada di tutup botol atau leher botol. Base number itu produksi pakai laser, dia pasti simetris, berurutan dan rapi. Yang palsu biasanya bolong, nggak rata, dan berbau aneh dan label nya mudah terkelupas sementara oli asli label kuat tidak mudah terkelupas dan berbau harum seperti bau cepadak ," terangnya.
Beliau menambahkan, Oli asli juga sudah dilengkapi dengan QR Code yang dipasang pada bagian tertentu kemasan. Pengaplikasian QR Code ini tentu tak dapat dipalsukan.
"Kalau yang asli, biasanya nomor QR Code-nya random. Beda kalau palsu, biasanya nomornya cenderung sama karena hasil printing," jelasnya.
Masyarakat meminta kepada pihak berwenang agar melakukan penertiban kepada pedagang yang menjual Oli Palsu karena ini sudah melangar UUD tentang perlindungan konsumen.
Editor :Rafles.T
COMMENTS