Redynews.com, Kuantan Singingi,- Lagi-lagi kasus dugaan terpotongnya alat vital seorang bocah di Baserah, Kecamatan Kuantan Hilir, Kuantan S...
Redynews.com, Kuantan Singingi,- Lagi-lagi kasus dugaan terpotongnya alat vital seorang bocah di Baserah, Kecamatan Kuantan Hilir, Kuantan Singingi (Kuansing), saat mengikuti sunatan massal di Masjid Raya Baserah pada 24 Desember 2023 yang lalu, mendapat perhatian serius dari beberapa media publik.
Informasi selanjutnya, seorang bocah lelaki di Kecamatan Kuantan Hilir, Kuantan Singingi (Kuansing), diduga mengalami cacat permanen, akibat kemaluannya terpotong saat mengikuti sunatan massal. Kini bocah tersebut dikabarkan masih dalam perawatan.
Untuk memastikan informasi ini, awak media melakukan konfirmasi Camat Kuantan Hilir Edison melalui telepon seluler, terkait seorang bocah anusnya salah potong pada saat sunatan massal di Masjid Raya Baserah Kecamatan Kuantan Hilir.
"Iya Adinda..! si korban sudah dirawat, perawatan akan dilakukan sampai tuntas. Untuk pengobatan sudah dimediasikan dan dipertanggung jawabkan," Ujar Camat Kuantan Hilir Edison melalui pesan whatsapp.
Dengan mengenal tahun 2022 yang lalu, kejadian anusnya terpotong pernah terjadi di Desa Cerenti Kecamatan Cerenti yang sempat Viral di media publik, "Klinik Harapan Bunda Berlian melaksanakan sunat gratis dalam rangka peresmian klinik dan ulang tahun anak pemilik klinik tersebut, Berselang beberapa menit, terjadi insinden terhadap salah seorang anak warga Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti yang mengakibatkan ujung bagian alat vital ikut terpotong dan disertai pendarahan pada Ahad (18-12-2022)".
Dengan kejadian 2 Kali terpotongnya Vital bocah laki-laki dengan tahun yang berbeda 2022 dan 2023 pada saat sunatan masal, diduga dilakukan tidak secara efektif dan lalai dalam melaksanakan tugas, terkait informasi yang diperoleh ini menjadi sudut pandang Rusli Efendi SH.
Menurut Rusli Effendy SH, "kesalahan praktik (malpraktik) terjadi atau disebabkan diduga kelalaian yang dapat berupa kurang hati-hati, kurang kecermatan, dan kurang kesungguhan dalam anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, terapi/perawatan dan tindak lanjut, disisi lain karena kurang terampil dan kurangnya pengetahuan dari tenaga kesehatan yang bersangkutan," Ujar Rusli Effendy SH kepada awak Media.
"Sunat atau khitan pada laki-laki adalah praktek membuka kulup pada kepala alat kelamin yang bisa dilakukan oleh dokter atau ahli sunat tradisional, seperti bengkong," Ujarnya lagi Rusli Effendy SH" Berbicara tentang kompetensi, khitan atau sunat merupakan tindakan medis. Berbicara kompetensi yang berhak melakukannya adalah dokter. Kalau bidan/atau perawat dalam kurikulumnya tidak diajarkan, sedangkan dokter ada pengukurannya apakah dia benar-benar mampu melakukan hal tersebut. Bidan/atau perawat hanya mencontoh apa yang dilakukan dokter," Ungkapnya.
"Seorang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi (Dinaskes Kuansing) Aswandi Diduga tidak efektif melakukan pengawasan, padahal ini di Kuansing sudah 2 kali terjadi. Apakah tidak ada tindakkan dari Bupati...? untuk melakukan evaluasi kinerja, seharusnya Ketika khitan berlangsung kepala alat kelamin korban terpotong hingga mengalami luka berat, menjadi pendarahan. dan harus dilarikan kerumah sakit untuk dirawat, ini Kepala Dinas Kesehatan Aswandi harus mengenal dengan Pasal 360 KUHP dan pasal 84 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan," Ungkapnya lagi Rusli Effendy SH kepada awak Media.
Agar pemberitaan ini tidak merugikan sebelah pihak, awak media sudah berulang kali menghubungi dan berusaha komunikasi lewat telepon seluler dengan Kepala Dinas Kesehatan Kuantan Singingi (Disnaskes Kuansing) Aswandi terkait surat izin Pratik Sunatan, Surat Khitan (Sirkumsisi) dan Registrasi lainnya. Namun sampai saat ini belum ada balasan sehingga awak media menilai Diduga tidak memberikan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Undang-undang No. 14 Tahun 2008.(Sugianto).
.jpg)
COMMENTS